Selasa, 15 Juli 2014



  • Menyikapi Ulama Dunia nabi muhammad saw bersabda.
الحَمْدُ لِله حَمْدًا كَثِيْرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيْهِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، أَما بَعْدُ:
Nabi -Shallallahu ‘alayhi wa sallam- telah bersabda:
لَا يَأْتِي عَلَيْكُمْ يَوْمٌ أَوْ زَمَانٌ إِلَّا الَّذِي بَعْدَهُ شَرٌّ مِنْهُ  
“Tidaklah datang kepada kalian hari atau zaman kecuali setelahnya lebih jelek!”. [Hadits riwayah Al-Bukhari (no.6657) Ahmad (no.12838) dari Anas -Radhiyallaahu 'anhu-].
Termasuk dari musibah yang menimpa kaum muslimin di zaman sekarang ini adalah dimasukkannya ‘aqidah rusak yang diambil oleh orang-orang kafir, melalui berbagai cara untuk membuat generasi kaum muslimin ragu dari perkara yang jelas dari agama mereka, Islam -Rahmatan lil ‘alamin-.
Dan salah satu dari pemikiran rusak tersebut adalah tentang tetapnya (diam) matahari dan berputarnya bumi (maksudnya: bumi berotasi maupun berevolusi) yang diambil dari pendapat orang-orang kafir. Allah -Subhanahu wa ta’ala- berfirman tentang orang-orang kafir!:
إِنَّ شَرَّ الدَّوَابِّ عِندَ اللّهِ الَّذِينَ كَفَرُواْ فَهُمْ لاَ يُؤْمِنُونَ  
“Sesungguhnya binatang (makhluk) yang paling buruk di sisi Allah ialah orang-orang yang kafir (orang non Muslim), yang mereka itu tidak beriman!”. [QS Al-Anfal: 55].
إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ وَالْمُشْرِكِينَ فِي نَارِ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ فِيهَا أُوْلَئِكَ هُمْ شَرُّ الْبَرِيَّةِ  
“Sesungguhnya orang-orang yang kafir yakni ahlul kitab (Yahudi & Nasrani) dan orang-orang yang musyrik (orang-orang Pagan) (akan masuk) ke neraka Jahannam; mereka kekal di dalamnya. mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk”. [QS Al-Bayyinah: 6].
إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُواْ سَوَاءٌ عَلَيْهِمْ أَأَنذَرْتَهُمْ أَمْ لَمْ تُنذِرْهُمْ لاَ يُؤْمِنُونَ – خَتَمَ اللّهُ عَلَى قُلُوبِهمْ وَعَلَى سَمْعِهِمْ وَعَلَى أَبْصَارِهِمْ غِشَاوَةٌ وَلَهُمْ عَذَابٌ عظِيمٌ  
“Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, kamu beri peringatan atau tidak kamu beri peringatan, mereka tidak juga akan beriman. Allah telah mengunci-mati hati dan pendengaran mereka, dan penglihatan mereka ditutup. Dan bagi mereka siksa yang amat berat”. [QS Al-Baqoroh: 6-7].
إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا وَمَاتُوا وَهُمْ كُفَّارٌ أُولَئِكَ عَلَيْهِمْ لَعْنَةُ اللّهِ وَالْمَلآئِكَةِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ – خَالِدِينَ فِيهَا لاَ يُخَفَّفُ عَنْهُمُ الْعَذَابُ وَلاَ هُمْ يُنظَرُونَ
“Sesungguhnya orang-orang kafir dan mereka mati dalam Keadaan kafir, mereka itu mendapat laknat Allah, para malaikat dan manusia seluruhnya. Mereka kekal di dalam laknat itu; tidak akan diringankan siksa dari mereka dan tidak (pula) mereka diberi tangguh”. [QS Al-Baqarah: 161 - 162].
قُل لِّلَّذِينَ كَفَرُواْ سَتُغْلَبُونَ وَتُحْشَرُونَ إِلَى جَهَنَّمَ وَبِئْسَ الْمِهَادُ  
Katakanlah kepada orang-orang yang kafir: “Kamu pasti akan dikalahkan (di dunia ini) dan akan digiring ke dalam neraka Jahannam, dan Itulah tempat yang seburuk-buruknya”. [QS Ali 'Imron: 12].
فَأَمَّا الَّذِينَ كَفَرُواْ فَأُعَذِّبُهُمْ عَذَاباً شَدِيداً فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ وَمَا لَهُم مِّن نَّاصِرِينَ  
“Adapun orang-orang yang kafir, maka akan Ku-siksa mereka dengan siksa yang sangat keras di dunya dan di akhirat, dan mereka tidak memperoleh penolong.” [QS Ali 'Imran: 56].
إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُواْ وَمَاتُواْ وَهُمْ كُفَّارٌ فَلَن يُقْبَلَ مِنْ أَحَدِهِم مِّلْءُ الأرْضِ ذَهَباً وَلَوِ افْتَدَى بِهِ أُوْلَـئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ وَمَا لَهُم مِّن نَّاصِرِينَ  
“Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan mati sedangkan mereka tetap dalam kekafirannya, maka tidaklah akan diterima dari seseorang diantara mereka emas sepenuh bumi, walaupun Dia menebus diri dengan emas (yang sebanyak) itu. Bagi mereka itulah siksa yang pedih dan sekali-kali mereka tidak memperoleh penolong”. [QS Ali 'Imran: 91].
إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُواْ بِآيَاتِنَا سَوْفَ نُصْلِيهِمْ نَاراً كُلَّمَا نَضِجَتْ جُلُودُهُمْ بَدَّلْنَاهُمْ جُلُوداً غَيْرَهَا لِيَذُوقُواْ الْعَذَابَ إِنَّ اللّهَ كَانَ عَزِيزاً حَكِيماً  
“Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, kelak akan Kami masukkan mereka ke dalam neraka. Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain, supaya mereka merasakan azab. Sesungguhnya Allah itu Al-’Aziz Al-Hakim (Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana)”. (QS An-Nisaa’: 4).
إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُواْ وَصَدُّواْ عَن سَبِيلِ اللّهِ قَدْ ضَلُّواْ ضَلاَلاً بَعِيداً – إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُواْ وَظَلَمُواْ لَمْ يَكُنِ اللّهُ لِيَغْفِرَ لَهُمْ وَلاَ لِيَهْدِيَهُمْ طَرِيقاً  
“Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan menghalang-halangi (manusia) dari jalan Alloh, benar-benar telah sesat sejauh-jauhnya. Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan melakukan kezhaliman, Allah sekali-kali tidak akan mengampuni (dosa) mereka dan tidak (pula) akan menunjukkan jalan kepada mereka”. [QS An-Nisa': 167-168].
وَالَّذِينَ كَفَرُواْ وَكَذَّبُواْ بِآيَاتِنَا أُوْلَـئِكَ أَصْحَابُ الْجَحِيمِ  
“Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itu adalah penghuni neraka”. [QS Al-Maidah: 10].
مَّثَلُ الَّذِينَ كَفَرُواْ بِرَبِّهِمْ أَعْمَالُهُمْ كَرَمَادٍ اشْتَدَّتْ بِهِ الرِّيحُ فِي يَوْمٍ عَاصِفٍ لاَّ يَقْدِرُونَ مِمَّا كَسَبُواْ عَلَى شَيْءٍ ذَلِكَ هُوَ الضَّلاَلُ الْبَعِيدُ  
“Orang-orang yang kafir kepada Rabbnya (Tuhannya), amalan-amalan mereka adalah seperti Abu yang ditiup angin dengan keras pada suatu hari yang berangin kencang. Mereka tidak dapat mengambil manfaat sedikitpun dari apa yang telah mereka usahakan (di dunya). Yang demikian itu adalah kesesatan yang jauh”. [QS Ibrahim: 18].
ALLAHU AKBAR! 
Dan begitulah keadaan orang kafir sebagaimana dalam Al-Qur’an Al-Karim. Yaa akhi / yaa ukhti, apakah setelah ini kaum muslimin mau mengambil perkataan mereka (orang kuffar) serta meninggalkan dalil-dalil dari Al-Qur’an!!??.
ذَلِكَ الْكِتَابُ لاَ رَيْبَ فِيهِ هُدًى لِّلْمُتَّقِينَ  
“Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa”. [QS Al-Baqarah: 2].
لَا يَأْتِيهِ الْبَاطِلُ مِن بَيْنِ يَدَيْهِ وَلَا مِنْ خَلْفِهِ تَنزِيلٌ مِّنْ حَكِيمٍ حَمِيدٍ  
“Yang tidak datang kepadanya (Al-Qur’an) kebathilan baik dari depan maupun dari belakangnya, yang diturunkan dari Rabb Al-Hakim Al-Hamid (Tuhan Yang Maha Bijaksana lagi Maha Terpuji)”. [QS Fushilat: 42].
Dan dalil-dalil yang menunjukkan tentang bathilnya pendapat mereka sangatlah banyak, akan tetapi dalil yang banyak itu tidaklah mencukupkan mereka dari hal itu.
قُلِ انظُرُواْ مَاذَا فِي السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ وَمَا تُغْنِي الآيَاتُ وَالنُّذُرُ عَن قَوْمٍ لاَّ يُؤْمِنُونَ  
Katakanlah: “Perhatikanlah apa yang ada di langit dan di bumi. Tidaklah bermanfaat tanda kekuasaan Allah dan rasul-rasul yang memberi peringatan bagi orang-orang yang tidak beriman!”. [QS Yunus: 101].
Maka tidaklah pantas seorang Muslim untuk memiliki pilihan lain setelah Al-Qur’an dan As-Sunnah menunjukkan demikian dan mengambil pendapat manusia. Allah -Tabaraka wa Ta’ala- telah berfirman:
وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ وَلَا مُؤْمِنَةٍ إِذَا قَضَى اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَمْراً أَن يَكُونَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ مِنْ أَمْرِهِمْ وَمَن يَعْصِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالاً مُّبِيناً  
“Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya, maka sungguhlah Dia telah sesat, sesat yang nyata”. [QS Al-Ahzab: 36].
Asy-Syafi’i -Rahimahullahu- telah berkata:
“Barangsiapa dari kaum Muslimin yang telah jelas padanya sunnah Rasulullah, maka tidak boleh dia meninggalkan sunnah Rasulullah hanya karena perkataan seorang manusia!”. [Lihat "Ilamul Muwaqqin" (1/7)].
عَلَيْكَ بِطُرُقِ الهُدَى وَ لاَ يَضُرُّكَ قِلَّة السَّالِكِيْنَ
وَ إِيَّاكَ وَ طُرُق الضَّلاَلَةُ وَ لاَ تَغْتَرُّ بِكَثْرَةِ الهَالِكِيْنَ  
“Tetaplah (engkau pada) jalan petunjuk;
Dan janganlah terpengaruh dengan sedikitnya orang yang mengikuti;
Dan janganlah tertipu dengan banyaknya orang yang dibinasakan;
Dan berhati-hatilah dari semua jalan yang menyesatkan!”.
Dan pada risalah kecil ini kami berharap bisa memberikan faedah dan memahamkan kaum Muslimin kepada pemahaman ajaran yang benar.
  • Bab 1.
    Dalil tentang berputarnya Matahari. 
MATAHARI SELALU MENGELILINGI BUMI! 
Allah -Subhanahu wa Ta’ala- berfirman:
وَالشَّمْسُ تَجْرِي لِمُسْتَقَرٍّ لَّهَا ذَلِكَ تَقْدِيرُ الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ  
“Dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Al-’Aziz Al-’Alim (Allah yang Maha Perkasa lagi Maha mengetahui)”. [QS Yasin: 38].
Allah -Subhanahu wa Ta’ala- berfirman:
قَالَ إِبْرَاهِيمُ فَإِنَّ اللّهَ يَأْتِي بِالشَّمْسِ مِنَ الْمَشْرِقِ فَأْتِ بِهَا مِنَ الْمَغْرِبِ فَبُهِتَ الَّذِي كَفَرَ وَاللّهُ لاَ يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ  
“Ibrahim berkata: ‘Sesungguhnya Allah menerbitkan matahari dari timur. Maka terbitkanlah dia dari barat‘. Lalu terdiamlah orang kafir itu; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zhalim”. [QS Al-Baqarah: 258].
Allah -Subhanahu wa Ta’ala- berfirman:
اللّهُ الَّذِي رَفَعَ السَّمَاوَاتِ بِغَيْرِ عَمَدٍ تَرَوْنَهَا ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ وَسَخَّرَ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ كُلٌّ يَجْرِي لأَجَلٍ مُّسَمًّى يُدَبِّرُ الأَمْرَ يُفَصِّلُ الآيَاتِ لَعَلَّكُم بِلِقَاء رَبِّكُمْ تُوقِنُونَ  
“Allah-lah yang meninggikan langit tanpa tiang (sebagaimana) yang kamu lihat, kemudian Dia bersemayam di atas ‘arsy, dan menundukkan matahari dan bulan, masing-masing beredar hingga waktu yang ditentukan. Allah mengatur urusan, menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya), supaya kamu meyakini pertemuan(mu) dengan Rabbmu”. [QS Ar-Ra'd: 2].
Allah -Subhanahu wa Ta’ala- telah berfirman:
وَسَخَّر لَكُمُ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ دَآئِبَينَ وَسَخَّرَ لَكُمُ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ  
“Dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu matahari dan bulan yang terus menerus beredar (dalam orbitnya); dan telah menundukkan bagimu malam dan siang”. [QS Ibrahim: 33].
Allah -Subhanahu wa Ta’ala- berfirman:
أَلَمْ تَرَ أَنَّ اللَّهَ يُولِجُ اللَّيْلَ فِي النَّهَارِ وَيُولِجُ النَّهَارَ فِي اللَّيْلِ وَسَخَّرَ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ كُلٌّ يَجْرِي إِلَى أَجَلٍ مُّسَمًّى وَأَنَّ اللَّهَ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ  
“Tidakkah kamu memperhatikan, bahwa sesungguhnya Allah memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam dan Dia menundukkan matahari dan bulan, masing-masing berjalan sampai kepada waktu yang ditentukan, dan Sesungguhnya Allah itu Al-Khabir (Yang Maha Mengetahui) apa yang kamu kerjakan”. (QS Luqman: 29].
Allah -Subhanahu wa Ta’ala- berfirman:
يُولِجُ اللَّيْلَ فِي النَّهَارِ وَيُولِجُ النَّهَارَ فِي اللَّيْلِ وَسَخَّرَ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ كُلٌّ يَجْرِي لِأَجَلٍ مُّسَمًّى  
“Dia memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam dan menundukkan matahari dan bulan, masing-masing beredar menurut waktu yang ditentukan”. [QS Fathir: 13].
Allah -Subhanahu wa Ta’ala- berfirman:
خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ بِالْحَقِّ يُكَوِّرُ اللَّيْلَ عَلَى النَّهَارِ وَيُكَوِّرُ النَّهَارَ عَلَى اللَّيْلِ وَسَخَّرَ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ كُلٌّ يَجْرِي لِأَجَلٍ مُسَمًّى أَلَا هُوَ الْعَزِيزُ الْغَفَّارُ  
“Dia menciptakan langit dan bumi dengan (tujuan) yang benar; Dia menutupkan malam atas siang dan menutupkan siang atas malam dan menundukkan matahari dan bulan, masing-masing berjalan (beredar) menurut waktu yang ditentukan. Ingatlah Dialah Al-’Aziz Al-Ghoffar (Yang Maha Perkasa lagi Maha Pengampun)!”. [QS Az-Zumar: 5].
Allah -Subhanahu wa Ta’ala- berfirman:
فَلَمَّا رَأَى الشَّمْسَ بَازِغَةً قَالَ هَـذَا رَبِّي هَـذَا أَكْبَرُ فَلَمَّا أَفَلَتْ قَالَ يَا قَوْمِ إِنِّي بَرِيءٌ مِّمَّا تُشْرِكُونَ  
“Kemudian tatkala ia melihat matahari terbit, dia berkata: ‘Inilah Rabbku, ini yang lebih besar’. Maka tatkala matahari itu terbenam, dia berkata: ‘Hai kaumku, sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan’”. [QS Al-An'am: 78].
Allah -Subhanahu wa Ta’ala- berfirman:
أَقِمِ الصَّلاَةَ لِدُلُوكِ الشَّمْسِ إِلَى غَسَقِ اللَّيْلِ وَقُرْآنَ الْفَجْرِ إِنَّ قُرْآنَ الْفَجْرِ كَانَ مَشْهُوداً  
“Dirikanlah sholat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula sholat) fajr. Sesungguhnya sholat fajr itu disaksikan (oleh malaikat)”. [QS Al-Isra': 78].
Allah -Subhanahu wa Ta’ala- berfirman:
. وَتَرَى الشَّمْسَ إِذَا طَلَعَت تَّزَاوَرُ عَن كَهْفِهِمْ ذَاتَ الْيَمِينِ وَإِذَا غَرَبَت تَّقْرِضُهُمْ ذَاتَ الشِّمَالِ وَهُمْ فِي فَجْوَةٍ مِّنْهُ ذَلِكَ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ مَن يَهْدِ اللَّهُ فَهُوَ الْمُهْتَدِ وَمَن يُضْلِلْ فَلَن تَجِدَ لَهُ وَلِيّاً مُّرْشِداً  
“Dan kamu akan melihat matahari ketika terbit, condong dari goa mereka ke sebelah kanan, dan bila matahari terbenam menjauhi mereka ke sebelah kiri sedangkan mereka berada dalam tempat yang luas dalam goa itu. Itu adalah sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Allah. Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka Dialah yang mendapat petunjuk; dan barangsiapa yang disesatkan-Nya, maka kamu tidak akan mendapatkan seorang pemimpin pun yang dapat memberi petunjuk kepadanya”. [QS Al-Kahfi: 17].
Allah -Subhanahu wa Ta’ala- berfirman:
لَا الشَّمْسُ يَنبَغِي لَهَا أَن تُدْرِكَ الْقَمَرَ وَلَا اللَّيْلُ سَابِقُ النَّهَارِ وَكُلٌّ فِي فَلَكٍ يَسْبَحُونَ  
“Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malam pun tidak dapat mendahului siang, dan masing-masing beredar pada garis edarnya”. [QS Yasin: 40].
Allah -Subhanahu wa Ta’ala- berfirman:
فَاصْبِرْ عَلَى مَا يَقُولُونَ وَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ قَبْلَ طُلُوعِ الشَّمْسِ وَقَبْلَ الْغُرُوبِ  
“Maka bersabarlah kamu terhadap apa yang mereka katakan dan bertasbihlah sambil memuji Rabbmu sebelum terbit matahari dan sebelum terbenam(nya)!”. [QS. Qof: 39].
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ
قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ ` «مَنْ تَابَ قَبْلَ أَنْ تَطْلُعَ الشَّمْسُ مِنْ مَغْرِبِهَا تَابَ اللهُ عَلَيْهِ «  
Dari Abu Hurairoh -Radhiyallahu ‘anhu-, dia berkata: Rasulullah -Shalallahu ‘alaihi wassalam- bersabda: “Barangsiapa yang bertaubat sebelum munculnya matahari dari barat, Allah akan menerima taubatnya”. [Hadits riwayat Muslim dalam "Ad-Dzikr" (no. 2703)].
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ
قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ ` « لأَنْ أَقُولَ سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ الله وَالله أَكْبَرُ أَحَبُّ إِلَىَّ مِمَّا طَلَعَتْ عَلَيْهِ الشَّمْسُ «
Dari Abu Hurairoh -Radhiyallahu ‘anhu- berkata: Rasulullah -Shalallahu ‘alayhi wassalam- bersabda: “Kalau aku mengucapkan: ‘Subhanallah, Alhamdulillah, Laa ilaha illa Allah, dan Allahu Akbar (Mahasuci Allah, Segala puji bagi Allah, Tiada ilah (yang berhak disembah) selain Allah, dan Allah Maha Besar)’ lebih aku sukai daripada terbitnya matahari!”. [Hadits riwayah Muslim (no. 2695)].
عَنْ جَابِرٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ ` « لاَ تُرْسِلُوا فَوَاشِيَكُمْ وَصِبْيَانَكُمْ إِذَا غَابَتِ الشَّمْسُ حَتَّى تَذْهَبَ فَحْمَةُ الْعِشَاءِ فَإِنَّ الشَّيَاطِينَ تَنْبَعِثُ إِذَا غَابَتِ الشَّمْسُ حَتَّى تَذْهَبَ فَحْمَةُ الْعِشَاءِ «  
Dari Jabir -Radhiyallahu ‘anhu- berkata: Rasulullah -Shalallahu ‘alaihi wa salam- bersabda: “Janganlah engkau menyuruh suruhan dan anak kalian ketika matahari telah tenggelam sampai hilang awal malam, karena syaitan keluar ketika matahari tenggelam sampai hilang awal malam!”. [Hadits Riwayat Muslim (no. 2031)].
Dan dalil dari As-Sunnah banyak sekali, dan pada hal ini cukup bagi orang yang mau mengambil pelajaran.
Allah -’Azza wa Jalla- telah berfirman:
“Maka ambillah (kejadian itu) untuk menjadi pelajaran, hai orang-orang yang mempunyai wawasan!”. [QS Al-Hasyr: 2].
إِنَّ فِي ذَلِكَ لَذِكْرَى لِمَن كَانَ لَهُ قَلْبٌ أَوْ أَلْقَى السَّمْعَ وَهُوَ شَهِيدٌ  
“Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat peringatan bagi orang-orang yang mempunyai akal atau yang menggunakan pendengarannya, sedang Dia menyaksikannya”. [QS Qaf: 37].
  • Bab 2.
    Dalil Tentang Diamnya Bumi. 
PLANET BUMI INI TIDAKLAH BERPUTAR MAUPUN BEREDAR. PLANET BUMI INI BERHENTI DAN DIAM DI TEMPAT! 
Allah -Subhanahu wa Ta’ala- berfirman:
الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الأَرْضَ فِرَاشاً وَالسَّمَاء بِنَاء وَأَنزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَخْرَجَ بِهِ مِنَ الثَّمَرَاتِ رِزْقاً لَّكُمْ فَلاَ تَجْعَلُواْ لِلّهِ أَندَاداً وَأَنتُمْ تَعْلَمُونَ  
“Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezeki untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui!”. [QS Al-Baqarah: 22].
Allah -Subhanahu wa Ta’ala- berfirman:
أَلَمْ يَرَوْاْ كَمْ أَهْلَكْنَا مِن قَبْلِهِم مِّن قَرْنٍ مَّكَّنَّاهُمْ فِي الأَرْضِ مَا لَمْ نُمَكِّن لَّكُمْ وَأَرْسَلْنَا السَّمَاء عَلَيْهِم مِّدْرَاراً وَجَعَلْنَا الأَنْهَارَ تَجْرِي مِن تَحْتِهِمْ فَأَهْلَكْنَاهُم بِذُنُوبِهِمْ وَأَنْشَأْنَا مِن بَعْدِهِمْ قَرْناً آخَرِينَ  
“Apakah mereka tidak memperhatikan berapa banyak generasi yang telah Kami binasakan sebelum mereka. Padahal (generasi itu) telah Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi, yaitu keteguhan yang belum pernah Kami berikan kepadamu, dan Kami curahkan hujan yang lebat atas mereka dan Kami jadikan sungai-sungai mengalir di bawah mereka, kemudian Kami binasakan mereka karena dosa mereka sendiri, dan Kami ciptakan sesudah mereka generasi yang lain”. [QS Al-An'am: 6].
Allah -Subhanahu wa Ta’ala- berfirman:
وَلَقَدْ مَكَّنَّاكُمْ فِي الأَرْضِ وَجَعَلْنَا لَكُمْ فِيهَا مَعَايِشَ قَلِيلاً مَّا تَشْكُرُونَ  
“Sesungguhnya Kami telah menempatkan kamu sekalian di muka bumi dan Kami adakan bagimu di muka bumi (sumber) penghidupan. Amat sedikitlah kamu bersyukur”. [QS Al-A'raf: 10].
Allah -Subhanahu wa Ta’ala- berfirman:
وَهُوَ الَّذِي مَدَّ الأَرْضَ وَجَعَلَ فِيهَا رَوَاسِيَ وَأَنْهَاراً وَمِن كُلِّ الثَّمَرَاتِ جَعَلَ فِيهَا زَوْجَيْنِ اثْنَيْنِ يُغْشِي اللَّيْلَ النَّهَارَ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَاتٍ لِّقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ  
“Dan Dia-lah Rabb (Tuhan) yang membentangkan bumi dan menjadikan gunung-gunung dan sungai-sungai padanya, dan menjadikan padanya semua buah-buahan berpasang-pasangan, Allah menutupkan malam kepada siang. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan”. [QS Ar-Ra'd: 3].
Allah -Subhanahu wa Ta’ala- berfirman:
وَأَلْقَى فِي الأَرْضِ رَوَاسِيَ أَن تَمِيدَ بِكُمْ وَأَنْهَاراً وَسُبُلاً لَّعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ  
“Dan Dia menancapkan gunung-gunung di bumi supaya bumi itu tidak goncang bersama kamu, (dan Dia menciptakan) sungai-sungai dan jalan-jalan agar kamu mendapat petunjuk”. [QS An-Nahl: 15].
Allah -Subhanahu wa Ta’ala- berfirman:
وَجَعَلْنَا فِي الْأَرْضِ رَوَاسِيَ أَن تَمِيدَ بِهِمْ وَجَعَلْنَا فِيهَا فِجَاجاً سُبُلاً لَعَلَّهُمْ يَهْتَدُونَ  
“Dan telah Kami jadikan di bumi ini gunung-gunung yang kokoh supaya bumi itu (tidak) goncang bersama mereka dan telah Kami jadikan (pula) di bumi itu jalan-jalan yang luas, agar mereka mendapat petunjuk”. [QS Al-Anbiya': 31].
Allah -Subhanahu wa Ta’ala- berfirman:
أَمَّن جَعَلَ الْأَرْضَ قَرَاراً وَجَعَلَ خِلَالَهَا أَنْهَاراً وَجَعَلَ لَهَا رَوَاسِيَ وَجَعَلَ بَيْنَ الْبَحْرَيْنِ حَاجِزاً أَإِلَهٌ مَّعَ اللَّهِ بَلْ أَكْثَرُهُمْ لَا يَعْلَمُونَ  
“Atau siapakah yang telah menjadikan bumi sebagai tempat berdiam, dan yang menjadikan sungai-sungai di celah-celahnya, dan yang menjadikan gunung-gunung untuk (mengkokohkan)nya dan menjadikan suatu pemisah antara dua laut? Apakah disamping Allah ada ilah (tuhan) (yang lain)? bahkan (sebenarnya) kebanyakan dari mereka tidak mengetahui”. [QS. An-Naml: 61].
Allah -Subhanahu wa Ta’ala- berfirman:
خَلَقَ السَّمَاوَاتِ بِغَيْرِ عَمَدٍ تَرَوْنَهَا وَأَلْقَى فِي الْأَرْضِ رَوَاسِيَ أَن تَمِيدَ بِكُمْ وَبَثَّ فِيهَا مِن كُلِّ دَابَّةٍ وَأَنزَلْنَا مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَنبَتْنَا فِيهَا مِن كُلِّ زَوْجٍ كَرِيمٍ  
“Dia menciptakan langit tanpa tiang yang kamu melihatnya dan Dia meletakkan gunung-gunung (di permukaan) bumi supaya bumi itu tidak menggoyangkan kamu; dan memperkembangbiakkan padanya segala macam jenis binatang. Dan Kami turunkan air hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan padanya segala macam tumbuh-tumbuhan yang baik”. [QS Luqman: 10].
وَلَكُمْ فِي الأَرْضِ مُسْتَقَرٌّ وَمَتَاعٌ إِلَى حِينٍ  
“Dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan”. [QS Al-Baqarah: 36].
إِنَّ اللَّهَ يُمْسِكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ أَن تَزُولَا وَلَئِن زَالَتَا إِنْ أَمْسَكَهُمَا مِنْ أَحَدٍ مِّن بَعْدِهِ إِنَّهُ كَانَ حَلِيماً غَفُوراً  
“Sesungguhnya Allah menahan langit dan bumi supaya jangan lenyap; dan sungguh jika keduanya akan lenyap tidak ada seorangpun yang dapat menahan keduanya selain Allah. Sesungguhnya Dia adalah Al-Halim Al-Ghofur (Yang Maha Penyantun lagi Maha Pengampun)”. [QS Fathir: 41].
  • Bab 3.
    Para ulama’ telah memfatwakan bahwa bumi tidak beredar dan berputar.
SYAIKH IBNU UTSAIMIN BERKATA, BAHWA MATAHARI ITU MENGELILINGI BUMI! 
Asy-Syaikh Ibnu ‘Utsaimin -Semoga Allah merahmatinya- berkata:
“Karena Allah -Subhanahu wa Ta’ala- menjadikan bumi ini diam yang agar manusia berdiam di atasnya, dan dalil yang seperti ini menolak pernyataan bahwa bumi bergerak. Dan bagaimanapun itu, sesungguhnya menyibukkan diri dengan hal seperti ini tidak ada di dalamnya faedah yang besar, maka kalau dikatakan kalau bumi itu bergerak, maka dia berada pada dalam keadaan diam yang sempurna, dan ini menunjukkan tentang kesempurnaan kekuasaan Allah -Subhanahu wa Ta’ala-. Dan kalau tidak bergerak, maka Allah-lah yang menciptakannya serta menjadikannya tenang tidak bergerak. Akan tetapi sesuatu yang aku pandang yang itu harus adalah meyakini bahwasanya matahari-lah yang mengelilingi bumi, dengan itulah terjadi pergantian siang dan malam, karena Allah menyandarkan terbit dan terbenam kepada matahari, Allah -Subhanahu wa Ta’ala- berfirman:
‘Dan kamu akan melihat matahari ketika terbit, condong dari gua mereka ke sebelah kanan, dan bila matahari terbenam menjauhi mereka ke sebelah kiri…..’. [QS Al-Kahfi: 86].
Dan empat sifat perbuatan itu semuanya disandarkan kepada matahari: apabila terbit, apabila tenggelam, condong dan menjauhi. Semua perbuatan itu disandarkan kepada matahari. Dan asal bahwa perbuatan tidak disandarkan kecuali kepada pelakunya atau orang yang melakukannya, yakni orang yang melakukan perbuatan ini. Maka tidak dikatakan: ‘Zaid mati’ dan yang dimaksudkan adalah ”Amr mati’. Dan tidak dikatakan: ‘Zaid berdiri’ dan yang dimaksudkan ”Amr berdiri’. Maka ketika Allah -Subhanahu wa Ta’ala- mengatakan: ‘Dan kamu akan melihat matahari ketika terbit’ maka bukan maknanya bahwasanya bumi berputar sampai kita melihat matahari, karena kalau bumi yang berputar, maka terbitnya matahari akan berbeda-beda dengan perbedaan putaran. Dan dzahir Al-Qur’an dan As-Sunnah menunjukkan bahwasanya perbedaan malam dan siang disebabkan karena berputarnya matahari mengelilingi bumi. Dan inilah yang wajib bagi kita untuk meyakininya!”. [Lihat "Fatawa Nur 'ala Darb" Ibnu 'Utsaimin (4/7)].
Asy-Syaikh Bin Baz -Semoga Allah merahmatinya- berkata:
“Adapun berputarnya bumi, aku telah mengingkari dan menjelaskan dalil-dalilnya tentang batalnya hal tersebut, akan tetapi aku tidak mengkafirkan orang yang mengatakan demikian. Hanya saja aku mengkafirkan yang mengatakan matahari tetap tidak beredar karena perkataan ini bertentangan dengan sesuatu yang jelas dari Al-Qur’an Al-Karim dan As-Sunnah Muthohharoh Ash-Shohihah yang keduanya menunjukkan tentang bahwasanya matahari dan bulan beredar”. [Lihat "Majmu' Fatawa Ibnu Baz" (9/228)].
Asy-Syaikh Shalih Al-Fauzan -Semoga Allah menjaganya- telah berkata:
“Allah telah mengabarkan bahwasanya bumi ini diam dan matahari berputar”. [Lihat "I’anatul Mustafid" (4/86)].

Tidak ada komentar:

Posting Komentar