Senin, 21 Juli 2014




Mengoreksi berdasarkan Al-quran.

1    Menyalahkan orang lain untuk penderitaan kita? Niscaya ia akan menambah kita satu penderitaan lagi.
2     Jujur dengan kesalahan diri sendiri dan ubahlah. Inilah dua solusi terefektif bila penderitaan sedang datang. Intinya, koreksi, koreksi, dan koreksi. Selanjutnya perbaiki, perbaiki dan perbaiki. Insya Allah tidak ada penderitaan yang bakal lama-lama bersemayam didalam kehidupan kita.
3     Carilah penyebab kesusahan hidup, dari dalam diri kita sendiri. Dan carilah penyebab semua penderitaan yang kita rasakan, dari dalam diri kita sendiri. Penyebab yang paling banyak dan yang paling utama adalah biasanya justru dari kita sendiri.
4     Perbuatan buruk akan menuai keburukan. Sedang perbuatan baik pun akan menuai kebaikan. Hanya  kadang kita perlu membuka mata, dibagian kehidupan yang mana ia tumbuh menjadi buah.
5     Renungkanlah wahai hatiku…tidak ada satupun yang bisa meloloskan diri dari hukum sebab akibat

6     Renungkanlah wahai diriku…tidak ada satupun  manusia yang bisa lolos dari kejaran akibat buruk perbuatan buruk…
7     Jangan tertawa dulu, untuk siapa saja yang telah mengecewakan Allah dan menari-nari diatas penderitaan orang lain
8     Jangan dulu bertepuk dada, untuk anda  yang berada  diatas angin dan kemudian melupakan sesama
9     Boleh saja berteriak  kesenangan, ketika mempertontonkan keburukan dan memperlihatkan kemaksiatan
10     Tapi jangan menangis, ketika Allah perlihatkan akibat buruk dari kelakuan  buruk.
11     Apapun perbuatan buruk yang kita lakukan, hanya akan mengantarkan kita kepada kenestapaan yang mungkin berkepanjangan. Dan apapun  kejahatan yang kita kerjakan, hanya akan mengantarkan kita kepada penyesalan yang mungkin kita ratapi sepanjang sisa hidup.
12    Disetiap perbuatan baik, akan menghasilkan perbuatan baik. Disetiap perbuatan buruk akan menghasilkan keburukan. Hanya kita tidak tahu bagaimana bentuknya, hasilnya dan kembangnya….
13     Siapapun punya masa lalu. Masa lalu memang  jangan menjadi beban, tapi harus menjadi pengalaman dan pelajaran
14     Bila kita tidak mau mengakrabkan diri dengan al qur’an dan as sunnah dan tidak mau berpedoman pada  keduanya, boleh jadi kita bagaikan berjalan tanpa arah dan tujuan atau berjalan  dalam kegelapan tanpa pelita
15     Koreksi dir, jujur diri, dan perbaiki. Insya Allah, kehidupan  yang gelap akan kembali  terang.
16     Koreksi diri (muhasabah) adalah sepenting ikhtiar perbaikan diri itu sendiri. Sedangkan tidak ada yang dinamakan perbaikan, jika tidak tahu apa yang mesti  diperbaiki.
17     Ajak diri tuk mengoreksi…kenapa kesusahan demi kesusahan terjadi. Renungkan dibalik penyakit yang diderita, renungkan dibalik hutang yang menjerat, renungkan dibalik kebangkrutan….dan pahami pesan yang dibawa setiap derita yang dirasakan….
18    Bila penyebab semua kesulitan kita adalah kesalahan kita sendiri…bila penyebab dibanyak semua kesusahan kita adalah keburukan kita sendiri…dan bila penyebab dibanyak penderitaan kita adalah maksiat dan dosa kita sendiri.. maka ampunan Allah adalah awal jawaban segalanya, atau mungkin…malah jawaban bagi segalanya….”Berlomba-lombalah kamu kepada ampunan dari tuhanmu…” (QS. Al Hadid : 21), “Wahai hamba-hambaku sesungguhnya kamu berbuat dosa diwaktu malam dan siang hari, sedang Aku mengampuni semua dosa. Maka mintalah kamu ampunan kepada-Ku, niscaya Aku mengampuni dosamu”(HQ,HR Abu Dzar Al Ghifari)
19     Rizki mudah dicari. Cari saja dulu pemberi rizki. Rizki gampang didapat yaitu dengan mendekati pemiliknya. Rizki yang didapat dengan melupakan Allah atau dengan tidak melibatkannya, adalah sesungguhnya bukan rizki, melainkan  bibit penderitaan dan kehampaan.Allah sebaik-baik pemberi rizki(QS. Al Jumu’ah:11)
20     Adakah kekuasaan yang kita miliki..?adakah  kekuatan yang kita miliki…?sejatinya kita tiada memiliki apapun kecuali yang Allah izinkan bagi kita untuk memilikinya.
21     Seberapa hebat kita dalam mencari kekayaan, hingga  berani melupakan sang pemilik perbendaharaan langit dan bumi…?
22     Tidak kan ada keuntungan bagi mereka yang tidak benar jalannya…dan sebenar-benarnya jalan adalah jalan Allah
23     Ketika hidup dihadapkan pada ujung kesusahan, hadapkan wajah hanya kepada Allah. Dan ketika hidup dihadapkan pada wajah  kesenangan, hadapkan juga wajah kepada Allah
24     Jodoh ditangan Allah. Bukan ditangan manusia. Lalu, mengapa kita tidak langsung meminta kepada-Nya…?
25     Buat sebanyak-banyaknya orang bahagia dengan kehadiran kita, maka kebahagiaan akan menjadi bagian dari kehidupan dari kehidupan kita. Dan buat saja satu orang menderita sebab kelakuan kita, maka kesusahan lantas akan menjadi pakaian kita.
26     Sekali-kali berfikir dan merasa sebagai orang yang diinjak…
27     Bayangkan sekali-kali andai kita yang dicubit….
28     Coba bercermin, dan tanyakan bagaimana kalau diri kita yang berposisi sebagai korban penipuan…?
29     Tempuhlah jalan kebaikan, untuk menghapus jalan-jalan keburukan yang sudah terjejak
30     Tidak ada keburukan dan tidak ada kesalahan yang berakibat buruk. Semuanya berakibat buruk. Hanya dengan kebaikan sajalah, akibat buruk tersebut akan diubah dan dikubur
31     Kebaikan dan keburukan akan selalu bertarung. Didunia ini, dialam kubur dan dinegeri terakhir. Bila salah satu dari keduanya yang menang, kita sudah sama mafhum apa kejadian yang bakal terjadi.
32     Ada 2 jenis hari yang pasti akan kita lewati, yaitu hari berbangkit dan hari perhitungan.
33     Buatlah sebanyak-banyaknya kebaikan. Kita tidak tahu sebesar apa  keburukan yang sudah kita lakukan.”Ikutilah keburukan dengan kebaikan, niscaya ia akan menghapusnya…”(al hadist)
34     Sebenarnya kegagalan demi kegagalan itu adalah hal biasa. Kegagalan adalah awal dari kesuksesan, dan kegagalan adalah sebuah proses menuju keberhasilan. Hampir tidak ada orang yang sukses tanpa kegagalan sebagai pintu pertamanya. Tapi perenungan tetap perlu dikedepankan, sebab siapa tahu kegagalan yang terjadi adalah sebab borok didalam diri sendiri yang perlu diperbaiki tapi belum kunjung diperbaiki.
35     Kesusahan hidup didunia ini boleh jadi sebab utamanya adalah kita melanggar apa yang dilarang Allah, dan atau tidak menunaikan kewajiban kepadaNya. Seseorang boleh saja kaya, tapi bila kekayaan diraih bukan denga cara-cara yang diridhoiNya, maka ia akan kehilangan 2 hal yang terlalu berharga bila dibandingkan dengan kekayan sebesar dan sebanyak apapun. Dua hal tersebut adalah keberkahan dan ketenangan. Seseorang boleh jadi mulia dan terhormat, terkenal dan termasyur. Tapi  bila dalam cara-caranya meraih kemuliaan, kehormatan, kepopuleran, ia justru menjauhi Allah, maka umurnya tidak akan lama. Setelah itu..?kemuliaan dan kehormatannya akan berganti wujud dengan kehinaan, kepopulerannya berganti wujud dengan kenistaan. Na’udzubillah min dzalik.
36     Ketika seseorang berusaha, maka urusan Allah dalam memberikan hasilnya
37     Ketika seseorang melakukan suatu perbuatan dosa, maka menjadi  hak Allah membalasnya  dibagian mana yang Allah suka
38     Perbuatan buruk, buahnya buruk. Tidak ada pohon mangga yang berbuah cabe.
39     Menurut kita, kaya adalah mulia. Ini betul, asal kekayaan tersebut diraih dengan tidak membelakangi Allah. Kalau kekayaan diraih dengan melupakan Allah, maka bukan kemuliaan yang ada, melainkan justru kehinaan. Bahkan bukan Cuma dimata Allah, dimata manusia pun, akan menjadi hina bila kita meraih kekayaan dengan cara yang tidak benar. Contoh: kita sering mendengar,”he…si dia, kaya…Cuma sayang, boleh korupsi…”
40     Menurut kita memiliki kedudukan adalah mulia. Ini tidak salah, asal kedudukan tersebut diraih dengan cara-cara  yang tidak merendahkan  martabat diri. Apabila kedudukan diraih dengan menjadikan kepala orang sebagai injakan, atau dengan mengorbankan orang lain dan menempuh segala cara, maka kedudukan itu akan menjadikan ia hina
41    Cari kemuliaan dengan tidak melupakan pemilik kemuliaan itu sendiri, raih kemuliaan dengan melibatkan Allah, pemilik kemuliaan sejati.//Ahmad fuadi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar