Minggu, 20 Juli 2014



ULAMA DUNIA Bersaksi.
بسم الله الرحمن الرحيم
 Sesungguhnya Allah akan membersihkan seseorang dari umatku pada hari kiamat, dibentangkan baginya 99 sijjil (catatan amal) masing-masing sijjil sepanjang pandangan mata. Lalu dikatakan kepadanya: ‘ adakah sesuatu yang kamu ingkari dari hal ini, apakah malaikat pencatatku yang terjaga mendzolimimu’ ? Ia menjawab: ‘Tidak wahai Rabbku’. Kemudian ia ditanya, apakah kamu punya (udzur) alasan atau kebajikan?’ ia menggelengkan kepalanya (menunjukkan tidak punya)  lalu menjawab tidak punya wahai Rabb.’ lalu ia diberi tahu: ‘Sesungguhnya kamu memiliki kebajikan di sisi Kami  dan  kamu tidak akan didzalimi sedikitpun pada hari ini, kemudian dikeluarkan baginya sebuah bithaqah (kartu yang berisi catatan amal) yang di dalamnya tertulis -Asyhadu anlaailaha illallah wa asyhadu anna muhammadarrasulullah-‘ maka dikatakan ” hadirkanlah dan timbanglah bitaqah tersebut’, Maka ia berkata: Wahai Rabb apa arti dari bithaqah (kartu) ini di banding dengan sijjil (lembaran) ini’ Dikatakan kepadanya: ‘Engkau tidak akan didzalimi sedikitpun dan diletakkan sijjil (lembaran-lembaran) pada sebuah daun timbangan dan bitaqah (kartu catatan amal Laa Ilaha Illallah) pada daun timbangan lainnya, terangkatlah sijjil dan menjadi beratlah bitaqah, tidak ada yang lebih berat bersama nama Allah sesuatu apapun.  Diantara keutamaan Laa ilaha illallah sebab dikeluarkan dari neraka,
Nabi Shalallahu ‘alahi Wassalam bersabda : ” Di keluarkan dari neraka bagi orang yang berkata Laa ilaha illallah dan didalam hatinya terdapat seberat biji sawi dari kebaikan dan dikeluarkan dari neraka bagi orang yang berkata Laa ilaha illallah dan didalam hatinya ada kebaikan seberat biji tepung dan dikeluarkan dari neraka bagi orang yang didalam hatinya ada kebaikan sebesar biji – bijian
Barangsiapa yang bersaksi Laa ilaha illallah yaitu yang mengucapkan kalimat ini, mengetahui maknanya, mengamalkan konsekuensinya secara dzohir dan bathin, sebagimana yang di tunjukkan dalam firman Allah Ta’ala
.لِذَنْبِكَ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَالمُؤْمِنَاتِ. فَاعْلَمْ أَنَّهُ لا إِلَهَ إِلا اللهُ وَاسْتَغْفِرْ
 ”  Maka ketahuilah, bahwasanya tidak ada ilah (sesembahan) yang berhak disembah kecuali Allah dan mohon ampunlah atas dosamu dan dosa orang – orang beriman laki-laki dan perempuan” . ( Qs. Muhammad : 19 ),
يَعْلَمُونَ . إِلا مَنْ شَهِدَ بِالْحَقِّ وَهُمْ
” kecuali orang yang mengakui yang hak (tauhid) dan mereka mengilmui
 Firman Allah Ta’ala
 اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَى. فَمَنْ يَكْفُرْ بِالطَّاغُوتِ وَيُؤْمِنْ بِاللهِ فَقَدِ.
 ” Barangsiapa ingkar kepada thagut dan beriman kepada Allah, maka sungguh dia telah berpegang (teguh) pada tali yang sangat kuat yang tidak akan putus “ ( Qs. Al Baqarah : 256 )
Perkataan ini ( بِالطَّاغُوتِ. فَمَنْ يَكْفُرْ) makna rukun yang pertama ( Laa Ilaha)  
perkataan ( وَيُؤْمِنْ بِاللهِ  ) makna rukun yang kedua (  Illallah )
Allah Ta’ala berfirman
إِنَّنِي بَرَاءٌ مِمَّا تَعْبُدُون إِلا الَّذِي فَطَرَنِي فَإِنَّهُ سَيَهْدِينِ
 ” Sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu sembah, kecuali Allah yang menciptakan ku “ ( Qs. Ibrahim : 26 – 27 )
Perkataan Ini (  إِنَّنِي بَرَاءٌ  ) makna rukun yang pertama (Laa Ilaha )  perkataan (   إِلا الَّذِي فَطَرَنِي ) makna rukun yang kedua (  Illallah )
 ( Kitab Aqidah Tauhid Syaikh Sholeh Al Fauzan Hal : 40 – 41 )
Seorang hamba harus memenuhi dua rukun ini didalam pengucapan kalimat Laa ilaha illallah nya.
Syarat Laa Ilaha Illallah

Allah Ta’ala berfirman,
. اللَّهُ. فَاعْلَمْ أَنَّهُ لا إِلَهَ إِلا
Maka ilmuilah (ketahuilah), bahwa sesungguhnya tidak ada ( ilah ) sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah.” (QS. Muhammad :19)
إِلا مَنْ شَهِدَ بِالْحَقِّ وَهُمْ يَعْلَمُونَ
“ Kecuali orang yang bersaksi yang haq (laa ilaha illallah) dan mereka menglimuinya ” ( QS. Az Zukhruf: 86 )
Inti ayat ini dijadikan dalil bahwa ilmu syarat Laa ilaha illallah adalah pada ayat ini ( شَهِدَ بِالْحَقِّ  ) ” bersaksi yang hak ( Laa ilaha illallah ) dengan syarat ilmu    (يَعْلَمُون َ   ) mereka mengetahui makna yang terkandung didalamnya.
 Allah Ta’ala berfirman,
بِاللهِ وَرَسُولِهِ ثُمَّ لَمْ يَرْتَابُوا وَجَاهَدُوا بِأَمْوَالِهِمْ. إِنَّمَا المُؤْمِنُونَ الَّذِينَ آمَنُوا
 وَأَنفُسِهِمْ فِي سَبِيلِ اللهِ أُوْلَئِكَ هُمُ الصَّادِقُونَ
“ Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang percaya (beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar.” ( QS. Al Hujurat : 15
Allah Ta’ala berfirman
الم* أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لا يُفْتَنُونَ* وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ فَلَيَعْلَمَنَّ اللهُ الَّذِينَ صَدَقُوا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكَاذِبِينَ
” Alif Laam Miin, Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan ” Kami telah beriman”, dan mereka tidak di uji. Dan sungguh, Kami telah menguji orang sebelum mereka, maka Allah pasti mengetahui orang – orang yang benar dan pasti mengetahui orang – orang yang dusta” ( Qs. AL – Ankabut : 1 sd 3 )
Allah Ta’ala berfirman
يُحِبُّونَهُمْ كَحُبِّ اللهِ وَالَّذِينَ آمَنُوا أَشَدُّ حُبًّا لِلَّهِ . وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَتَّخِذُ مِنْ دُونِ اللهِ أَندَادًا
” Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan – tandingan selain Allah, mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah.” ( QS. Al Baqarah  : 165 )
Allah Ta’ala berfirman
اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَى. وَمَنْ يُسْلِمْ وَجْهَهُ إِلَى اللهِ وَهُوَ مُحْسِنٌ فَقَدِ
” Dan barangsiapa berserah diri kepada Allah, sedang dia orang yang berbuat kebaikkan maka sesungguhnya dia telah berpegang kepada buhul ( tali ) yang kokoh “.  ( Qs. Luqman : 22 )
 firman Allah ta’ala,
وَكَذَلِكَ مَا أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ فِي قَرْيَةٍ مِنْ نَذِيرٍ إِلَّا قَالَ مُتْرَفُوهَا إِنَّا وَجَدْنَا آبَاءَنَا عَلَى أُمَّةٍ وَإِنَّا عَلَى آثَارِهِمْ مُقْتَدُون قَالَ أَوَلَوْ جِئْتُكُمْ بِأَهْدَى مِمَّا وَجَدْتُمْ عَلَيْهِ آبَاءَكُمْ قَالُوا إِنَّا بِمَا أُرْسِلْتُمْ بِهِ كَافِرُونَ فَانتَقَمْنَا مِنْهُمْ فَانظُرْ كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ المُكَذِّبِينَ
 “Dan demikianlah, Kami tidak mengutus sebelum kamu seorang pemberi peringatanpun dalam suatu negeri, melainkan orang-orang yang hidup mewah di negeri itu berkata: “Sesungguhnya kami mendapati bapak-bapak kami menganut suatu agama dan sesungguhnya kami adalah pengikut jejak-jejak mereka”.(Rasul itu) berkata: “Apakah (kamu akan mengikutinya juga) sekalipun aku membawa untukmu (agama) yang lebih (nyata) memberi petunjuk daripada apa yang kamu dapati bapak – bapakmu menganutnya?” Mereka menjawab: “Sesungguhnya kami mengingkari agama yang kamu diutus untuk menyampaikannya.” Maka Kami binasakan mereka maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan itu.” ( QS. Az Zukhruf : 23-25 )
firman  Allah Ta’ala
إِيَّاهُ. وَقَضَى رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا
 ” Dan Rabbmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah kecuali Dia ” ( Qs. Al Israa : 23 )
وَاعْبُدُوا اللهَ وَلا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا
” Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan Nya dengan sesuatu apapun “ ( Qs. An – Nisa’ : 36 )
Allah subhaanahu wata’aala berfirman :
لِلنَّاسِ. كَافَّةً. إِلَّا. أَرْسَلْنَاكَ. وَمَا.
“ Dan Kami tidaklah mengutusmu melainkan untuk seluruh manusia.” (Qs. As-Saba’:28)
إِلَيْكُمْ جَمِيعًا. قُلْ يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنِّي رَسُولُ اللهِ
 “ Dan katakanlah (Muhammad) : ‘Hai manusia! Sesungguhnya aku ini utusan Allah kepada kamu semua.’” (Qs. Al A’raf : 158)
Allah subhaanahu wa ta’aala berfirman :
[آل عمران:31]. يُحْبِبْكُمُ اللهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ. قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللهَ فَاتَّبِعُونِي
“ Katakanlah (wahai Muhammad) : ‘Jika kamu mencintai Allah ikutilah aku, niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu. Allah Maha pengampun lagi Maha Penyayang.’” (Qs. Ali Imran : 31)
Ketaatan kepada Rasulullah shalallaahu ‘alahi wasallam merupakan ketaatan kepada Allah subhaanahu wa ta’aala dan kedurhakaan kepada Rasulullah shalallaahu ‘alahi wasallam merupakan kedurhakaan kepada Allah subhaanahu wa ta’aala.
Sebagaimana Allah subhaanahu wa ta’aala berfirman tentang hal ini:
[النساء:80]. تَوَلَّى فَمَا أَرْسَلْنَاكَ عَلَيْهِمْ حَفِيظًا. مَنْ يُطِعِ الرَّسُولَ فَقَدْ أَطَاعَ اللهَ وَمَنْ
“ Barangsiapa menaati Rasul (Muhammad) maka sesungguhnya dia telah menaati Allah.” (Qs. an Nisa’ : 80)
 [النساء:64]. اللهِ. وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ رَسُولٍ إِلَّا لِيُطَاعَ بِإِذْنِ
Dan Kami tidak mengutus seorang Rasul melainkan untuk ditaati dengan izin Allah.” (Qs. an Nisa’ : 64)
 [الجن:23]. جَهَنَّمَ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا. وَمَنْ يَعْصِ اللهَ وَرَسُولَهُ فَإِنَّ لَهُ نَارَ
 “ Dan barangsiapa yang yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sesungguhnya dia akan mendapatkan (adzab) neraka Jahannam.” (Qs. al Jinn : 23).
Kedua : Membenarkan apa yang dikhabarkan oleh Rasulullah shalallaahu ‘alahi wasallam.
Ketika seseorang mengikrarkan bahwasanyya Nabi Muhammad shalallaahu ‘alahi wasallam adalah utusan Allah maka wajib baginya untuk membenarkan khabar-khabar yang datang dari Rasulullah shalallaahu ‘alahi wasallam.
Allah subhaanahu wa ta’aala berfirman :
[النجم :4-3]. يُوحَى. وَمَا يَنْطِقُ عَنِ الْهَوَى إِنْ هُوَ إِلَّا وَحْيٌ.
 “ Dan tidaklah yang diucapkannya itu (al Qur’an) menurut keinginannya, tidak lain (al Qur’an itu) adalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).” (Qs. an Najm : 3-4)
Dalam sebuah hadits Rasulullah shalallaahu ‘alahi wasallam bersabda :
“… tidakkah kalian mempercayaiku sedangkan aku adalah kepercayaan Dzat yang berada di atas langit? datang kepadaku khabar dari langit setiap pagi dan sore.” (HR. Bukhari dan Muslim dari.Allah subhaanahu wa ta’aala berfirman :
عَنْهُ فَانْتَهُوا . وَمَا آتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ
[الحشر:7]
Allah ta’aala berfirman :
يَدَيِ اللهِ وَرَسُولِهِ وَاتَّقُوا اللهَ إِنَّ اللهَ سَمِيعٌ عَلِيمٌ. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا تُقَدِّمُوا بَيْنَ
 [الحجرات:1]
“ Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan Rasul-Nya dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh  Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al Hujurat : 1)
Berkata asy-Syaikh All Allamah ‘Abdurrahman  As Sa’di Rahimahullah : “ Dalam ayat ini terdapat larangan yang sangat keras dari mendahulukan perkataan selain Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam atas perkataannya, ketika telah jelas  sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam wajib bagi seseorang untuk mengikutinya dan mendahulukannya atas selainnya,  siapapun orangnya.Semoga kita semua bisa menjalankannya dan mengamalkan nya Amin......//Ahmad fuadi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar