Senin, 25 Agustus 2014




Manusia Di hari keputusan:

Firman Allah Ta’ala:
وَمَنْ أَعْرَضَ عَن ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَى
قَالَ رَبِّ لِمَ حَشَرْتَنِي أَعْمَى وَقَدْ كُنتُ بَصِيرًا
قَالَ كَذَلِكَ أَتَتْكَ آيَاتُنَا فَنَسِيتَهَا وَكَذَلِكَ الْيَوْمَ تُنسَى
Dan barangsiapa yang berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta. Berkatalah ia: "Ya Tuhanku, mengapa Engkau menghimpunkan aku dalam keadaan buta, padahal aku dahulunya adalah seorang yang melihat. Allah berfirman: "Demikianlah, telah datang kepadamu ayat-ayat Kami, maka kamu melupakannya, dan begitu (pula) pada hari ini kamupun dilupakan. (Thaahaa:124-126).

Para ulama berbeda pendapat tentang maksud buta dalam ayat di atas, apakah buta hatinya ataukah buta matanya ?

Pendapat pertama mengatakan, bahwa maksud buta dalam ayat tersebut adalah kebutaan hati, bukan kebutaan mata, mereka  mengambil dalil dari firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

أَسْمِعْ بِهِمْ وَأَبْصِرْ يَوْمَ يَأْتُونَنَا لَكِنِ الظَّالِمُونَ الْيَوْمَ فِي ضَلَالٍ مُّبِينٍ

Alangkah terangnya pendengaran mereka dan alangkah tajamnya penglihatan mereka pada hari mereka datang kepada Kami. Tetapi orang-orang yang zalim pada hari ini (di dunia) berada dalam kesesatan yang nyata. (Maryam: 38).

Dan firman-Nya:
لَقَدْ كُنتَ فِي غَفْلَةٍ مِّنْ هَذَا فَكَشَفْنَا عَنكَ غِطَاءكَ فَبَصَرُكَ الْيَوْمَ حَدِيدٌ

Sesungguhnya kamu berada dalam keadaan lalai dari hal ini, maka Kami singkapkan darimu tutup (yang menutupi) matamu, hingga penglihatanmu pada hari itu amat tajam.(Qaaf: 22).

يَوْمَ يَرَوْنَ الْمَلَائِكَةَ لَا بُشْرَى يَوْمَئِذٍ لِّلْمُجْرِمِينَ وَيَقُولُونَ حِجْرًا مَّحْجُورًا

Pada hari mereka melihat malaikat, di hari itu tidak ada kabar gembira bagi orang-orang yang berdosa.(al-Furqaan: 22).

لَتَرَوُنَّ الْجَحِيمَ
ثُمَّ لَتَرَوُنَّهَا عَيْنَ الْيَقِينِ

Niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka Jahanam, dan sesungguhnya kamu benar-benar akan melihatnya dengan 'aunul yakin (sangat nyata).(at-Takaatsur: 6-7).

Ayat-ayat semisalnya yang menegaskan bahwa pada hari kiamat manusia akan melihat dengan mata kepala adalah:

وَتَرَاهُمْ يُعْرَضُونَ عَلَيْهَا خَاشِعِينَ مِنَ الذُّلِّ يَنظُرُونَ مِن طَرْفٍ خَفِيٍّ وَقَالَ الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّ الْخَاسِرِينَ الَّذِينَ خَسِرُوا أَنفُسَهُمْ وَأَهْلِيهِمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَلَا إِنَّ الظَّالِمِينَ فِي عَذَابٍ مُّقِيمٍ

Dan kamu akan melihat mereka dihadapkan ke neraka dalam keadaan tunduk karena (merasa) hina, mereka melihat dengan pandangan yang lesu. Dan orang-orang yang beriman berkata: ‘Sesungguhnya orang-orang yang merugi ialah orang-orang yang kehilangan diri mereka sendiri dan (kehilangan) keluarga mereka pada hari kiamat’. Ingatlah, sesungguhnya orang-orang yang zalim itu berada dalam adzab yang kekal. (asy-Syuuraa: 45).

يَوْمَ يُدَعُّونَ إِلَى نَارِ جَهَنَّمَ دَعًّا
هَذِهِ النَّارُ الَّتِي كُنتُم بِهَا تُكَذِّبُونَ
أَفَسِحْرٌ هَذَا أَمْ أَنتُمْ لَا تُبْصِرُونَ

Pada hari mereka didorong ke neraka dengan sekuat-kuatnya. (Dikatakan kepada mereka), 'Inilah neraka yang dahulu kamu selalu mendustakannya. Maka apakah ini sihir ataukah kamu tidak melihat (ath-Thuur: 13-15).

وَرَأَى الْمُجْرِمُونَ النَّارَ فَظَنُّوا أَنَّهُم مُّوَاقِعُوهَا وَلَمْ يَجِدُوا عَنْهَا مَصْرِفًا

Dan orang-orang yang berdosa melihat neraka, maka mereka meyakini bahwa mereka akan jatuh ke dalamnya, dan mereka tidak menemukan tempat berpaling darinya (al-Kahfi: 53)
Pendapat kedua mengatakan, bahwa maksud buta dalam ayat tersebut adalah kebutaan mata, dan mereka mengatakan bahwa susunan kalimat dalam surat Thaahaa ayat 124-125 hanyalah menunjukkan kebutaan mata kepala. Hal ini sebagaimana terlihat dalam kata-kata:

قَالَ رَبِّ لِمَ حَشَرْتَنِي أَعْمَى وَقَدْ كُنتُ بَصِيرًا
Dia berkata, 'Ya Tuhan, mengapa Engkau mengumpulkan aku dalam keadaan buta, padahal aku dulu melihat(Thaahaa: 125).

Jadi orang tersebut mengetahui bahwa ketika di dunia ia buta dari kebenaran (buta mata hatinya), sehingga ia mengatakan, "Dan sungguh dulu aku melihat." , dan dia juga mengetahui, bahwa ketika di dunia matanya tidak buta. Lalu bagaimana ketika kata-katanya itu dijawab dengan firman-Nya:

قَالَ كَذَلِكَ أَتَتْكَ آيَاتُنَا فَنَسِيتَهَا وَكَذَلِكَ الْيَوْمَ تُنسَى
Demikianlah, karena kamu telah didatangi ayat-ayat kami, lalu kamu melupakannya. Maka demikian pula pada hari ini kamu dilupakan.(Thaahaa: 126)
Jawaban ini menunjukkan bahwa kebutaan di akhirat tersebut adalah kebutaan mata. Ini adalah balasan baginya yang setimpal dengan perbuatannya, yaitu, ketika dia enggan mengikuti apa yang diwahyukan kepada Rasul-Nya karena hatinya dalam keadaan buta, maka pada hari kiamat Allah Subhanahu wa Ta’ala membutakan matanya (pandangannya). Allah Ta’ala membiarkannya di dalam siksaan itu karena dia telah meninggalkan petunjuk-Nya di dunia. Karena itu, Allah Ta’ala membalas kebutaaan hati dengan kebutaan mata pada hari kiamat.

Allah Subhanahu wa Ta’ala membalas keengganan seseorang dalam mengikuti petunjuk dengan membiarkannya tersiksa dalam adzab. Ini juga sebagaimana ditegaskan dalam firman-Nya:

وَمَن يَهْدِ اللّهُ فَهُوَ الْمُهْتَدِ وَمَن يُضْلِلْ فَلَن تَجِدَ لَهُمْ أَوْلِيَاء مِن دُونِهِ وَنَحْشُرُهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَلَى وُجُوهِهِمْ عُمْيًا وَبُكْمًا وَصُمًّا مَّأْوَاهُمْ جَهَنَّمُ كُلَّمَا خَبَتْ زِدْنَاهُمْ سَعِيرًا

Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapat petunjuk. Dan barangsiapa yang Dia sesatkan, maka sekali-kali dia tidak akan mendapat penolong-penolong bagi mereka selain dari Dia. Kami akan mengumpulkan mereka pada hari kiamat (diseret) pada muka mereka dalam keadaan buta, bisu, dan tuli. Tempat kediaman mereka adalah neraka jahannam. Tiap-tiap kali nyala api Jahannam itu akan padam, Kami tambah lagi bagi mereka nyalanya.(al-lsraa: 97).
Pendapat ketiga mengatakan, bahwa maksud buta, bisu dan tuli dalam ayat tersebut (al-Israa:97) adalah buta, bisu dan tuli dari petunjuk, bukan buta, bisu, dan tuli yang sesungguhnya. Hal ini juga mereka katakan untuk ayat Thaahaa: 124:
"Dan Kami mengumpulkan mereka pada hari kiamat dalam keadaan buta." (Thaahaa: 124).
Mereka mengatakan bahwa pada hari kiamat orang-orang tersebut masih bisa berbicara, mendengar, dan melihat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar