ULAMA DUNIA:Orang yang selalu beristiqomah.إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا
اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ
يَحْزَنُونَ. أُولَئِكَ أَصْحَابُ الْجَنَّةِ خَالِدِينَ فِيهَا جَزَاءً
بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ.
Allah subhanahu wa ta'ala berfirman: “Sesungguhnya mereka yang berkata: “Rabb kami adalah Allah”, kemudian mereka beristiqomah, maka tak ada baginya rasa takut dan duka cita. Meraka adalah penghuni syurga kekal di dalamnya sebagai balasan atas apa-apa yang mereka perbuat”. (Qs. Al Ahqaaf/46:13-14).
Setiap muslim sadar, bahwa ia adalah makhluk yang diciptakan untuk tujuan ibadah kepada Allah. Ibadah dalam arti yang sebenarnya. Yakni, mengikhlaskan seluruh gerak kehidupan semata hanya kepada Allah subhanahu wa ta'ala, berupa perkataan dan perbuatan baik yang sifatnya lahir maupun batin.
Hakekat dan anjuran istiqomah,Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, tatkala membuat suatu garis lurus dengan tangan beliau, seraya bersabda:
قَالَ هَذَا سَبِيلُ اللَّهِ ثُمَّ خَطَّ خُطُوطًا عَنْ يَمِينِهِ وَعَنْ شِمَالِهِ ثُمَّ قَالَ هَذِهِ سُبُلٌ قَالَ يَزِيدُ مُتَفَرِّقَةٌ عَلَى كُلِّ سَبِيلٍ مِنْهَا
شَيْطَانٌ يَدْعُو إِلَيْهِ ثُمَّ قَرَأ : { إِنَّ هَذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ وَلَا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ }
“Ini adalah jalan Allah”. Kemudian beliau membuat garis-garis lain di samping kiri dan kanannya, dan bersabda: “Ini adalah jalan-jalan (yang lain), tidak ada satupun darinya melainkan padanya ada syetan yang menyeru kepadanya”. Beliau lalu membaca ayat: “Dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus maka ikutilah dia; dan jangan kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain) karena jalan-jalan itu akan mencerai beraikan kamu dari jalan-Nya”. (Qs. Al An’am/6:153)
Juga sabda Rasulullah shallallahu alaihiwasallam kepada seorang yang minta diajarkan satu perkataan dalam Islam yang sangat agung:
قُلْ آمَنْتُ بِاللَّهِ فَاسْتَقِمْ
كَأَنِّي أَنْظُرُ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَحْكِي نَبِيًّا مِنْ الْأَنْبِيَاءِ ضَرَبَهُ قَوْمُهُ فَأَدْمَوْهُ وَهُوَ يَمْسَحُ الدَّمَ عَنْ
وَجْهِهِ وَيَقُولُ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِقَوْمِي فَإِنَّهُمْ لَا يَعْلَمُونَ
“Seakan aku melihat Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam mengisahkan tentang seorang dari para anbiya alaihi salam yang dipukuli kaumnya hingga mengeluarkan darah. Lantas sambil menyeka darah yang mengalir menutupi wajahnya ia berdo’a: “Wahai Allah, ampuni kaumku, sesungguhnya mereka tidak mengetahui,kami pernah datang kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam kala beliau berbaring di bawah bayang-bayang ka’bah, lalu kami mengadukan perihal cobaan yang menimpa kami dan berkata:
أَلَا تَسْتَنْصِرُ لَنَا أَلَا تَدْعُو اللَّهَ لَنَا قَالَ كَانَ الرَّجُلُ فِيمَنْ قَبْلَكُمْ يُحْفَرُ لَهُ فِي الْأَرْضِ فَيُجْعَلُ فِيهِ فَيُجَاءُ بِالْمِنْشَارِ
فَيُوضَعُ عَلَى رَأْسِهِ فَيُشَقُّ بِاثْنَتَيْنِ وَمَا يَصُدُّهُ ذَلِكَ عَنْ دِينِهِ وَيُمْشَطُ بِأَمْشَاطِ الْحَدِيدِ مَا دُونَ لَحْمِهِ مِنْ عَظْمٍ أَوْ
عَصَبٍ وَمَا يَصُدُّهُ ذَلِكَ عَنْ دِينِهِ وَاللَّهِ لَيُتِمَّنَّ هَذَا الْأَمْرَ حَتَّى يَسِيرَ الرَّاكِبُ مِنْ صَنْعَاءَ إِلَى حَضْرَمَوْتَ لَا يَخَافُ
إِلَّا اللَّهَ أَوْ الذِّئْبَ عَلَى غَنَمِهِ وَلَكِنَّكُمْ تَسْتَعْجِلُونَ
“Wahai Rasululah tidakkah engkau berdoa kepada Allah (agar menurunkan pertolongan)?” Beliau bersabda: “Sungguh sebelum kalian ada orang yang diserut dengan sisir besi hingga daging tubuhnya terpisah dari tulang. Namun hal itu tidak memalingkan ia dari agamanya. Ada pula yang diletakkan di atas kepalanya gergaji, lalu badannya dibelah menjadi dua bagian. Namun hal itu juga tidak dapat memalingkan ia dari agamanya. Sungguh, Allah subhanahu wa ta'ala akan merubah keadaan ini, hingga seorang berkendaraan dari San’a menuju Hadramaut merasa aman, dan tidak merasa takut melainkan hanya kepada Allah dan atas kambing-kambingnya dari terkaman serigala. Akan tetapi kalian terlalu tergesa-gesa.
بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ.
Allah subhanahu wa ta'ala berfirman: “Sesungguhnya mereka yang berkata: “Rabb kami adalah Allah”, kemudian mereka beristiqomah, maka tak ada baginya rasa takut dan duka cita. Meraka adalah penghuni syurga kekal di dalamnya sebagai balasan atas apa-apa yang mereka perbuat”. (Qs. Al Ahqaaf/46:13-14).
Setiap muslim sadar, bahwa ia adalah makhluk yang diciptakan untuk tujuan ibadah kepada Allah. Ibadah dalam arti yang sebenarnya. Yakni, mengikhlaskan seluruh gerak kehidupan semata hanya kepada Allah subhanahu wa ta'ala, berupa perkataan dan perbuatan baik yang sifatnya lahir maupun batin.
Hakekat dan anjuran istiqomah,Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, tatkala membuat suatu garis lurus dengan tangan beliau, seraya bersabda:
قَالَ هَذَا سَبِيلُ اللَّهِ ثُمَّ خَطَّ خُطُوطًا عَنْ يَمِينِهِ وَعَنْ شِمَالِهِ ثُمَّ قَالَ هَذِهِ سُبُلٌ قَالَ يَزِيدُ مُتَفَرِّقَةٌ عَلَى كُلِّ سَبِيلٍ مِنْهَا
شَيْطَانٌ يَدْعُو إِلَيْهِ ثُمَّ قَرَأ : { إِنَّ هَذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ وَلَا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ }
“Ini adalah jalan Allah”. Kemudian beliau membuat garis-garis lain di samping kiri dan kanannya, dan bersabda: “Ini adalah jalan-jalan (yang lain), tidak ada satupun darinya melainkan padanya ada syetan yang menyeru kepadanya”. Beliau lalu membaca ayat: “Dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus maka ikutilah dia; dan jangan kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain) karena jalan-jalan itu akan mencerai beraikan kamu dari jalan-Nya”. (Qs. Al An’am/6:153)
Juga sabda Rasulullah shallallahu alaihiwasallam kepada seorang yang minta diajarkan satu perkataan dalam Islam yang sangat agung:
قُلْ آمَنْتُ بِاللَّهِ فَاسْتَقِمْ
كَأَنِّي أَنْظُرُ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَحْكِي نَبِيًّا مِنْ الْأَنْبِيَاءِ ضَرَبَهُ قَوْمُهُ فَأَدْمَوْهُ وَهُوَ يَمْسَحُ الدَّمَ عَنْ
وَجْهِهِ وَيَقُولُ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِقَوْمِي فَإِنَّهُمْ لَا يَعْلَمُونَ
“Seakan aku melihat Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam mengisahkan tentang seorang dari para anbiya alaihi salam yang dipukuli kaumnya hingga mengeluarkan darah. Lantas sambil menyeka darah yang mengalir menutupi wajahnya ia berdo’a: “Wahai Allah, ampuni kaumku, sesungguhnya mereka tidak mengetahui,kami pernah datang kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam kala beliau berbaring di bawah bayang-bayang ka’bah, lalu kami mengadukan perihal cobaan yang menimpa kami dan berkata:
أَلَا تَسْتَنْصِرُ لَنَا أَلَا تَدْعُو اللَّهَ لَنَا قَالَ كَانَ الرَّجُلُ فِيمَنْ قَبْلَكُمْ يُحْفَرُ لَهُ فِي الْأَرْضِ فَيُجْعَلُ فِيهِ فَيُجَاءُ بِالْمِنْشَارِ
فَيُوضَعُ عَلَى رَأْسِهِ فَيُشَقُّ بِاثْنَتَيْنِ وَمَا يَصُدُّهُ ذَلِكَ عَنْ دِينِهِ وَيُمْشَطُ بِأَمْشَاطِ الْحَدِيدِ مَا دُونَ لَحْمِهِ مِنْ عَظْمٍ أَوْ
عَصَبٍ وَمَا يَصُدُّهُ ذَلِكَ عَنْ دِينِهِ وَاللَّهِ لَيُتِمَّنَّ هَذَا الْأَمْرَ حَتَّى يَسِيرَ الرَّاكِبُ مِنْ صَنْعَاءَ إِلَى حَضْرَمَوْتَ لَا يَخَافُ
إِلَّا اللَّهَ أَوْ الذِّئْبَ عَلَى غَنَمِهِ وَلَكِنَّكُمْ تَسْتَعْجِلُونَ
“Wahai Rasululah tidakkah engkau berdoa kepada Allah (agar menurunkan pertolongan)?” Beliau bersabda: “Sungguh sebelum kalian ada orang yang diserut dengan sisir besi hingga daging tubuhnya terpisah dari tulang. Namun hal itu tidak memalingkan ia dari agamanya. Ada pula yang diletakkan di atas kepalanya gergaji, lalu badannya dibelah menjadi dua bagian. Namun hal itu juga tidak dapat memalingkan ia dari agamanya. Sungguh, Allah subhanahu wa ta'ala akan merubah keadaan ini, hingga seorang berkendaraan dari San’a menuju Hadramaut merasa aman, dan tidak merasa takut melainkan hanya kepada Allah dan atas kambing-kambingnya dari terkaman serigala. Akan tetapi kalian terlalu tergesa-gesa.
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ تُوبُوا إِلَى اللَّهِ فَإِنِّي أَتُوبُ فِي الْيَوْمِ إِلَيْهِ مِائَةَ مَرَّةٍ
“Wahai segenap manusia, bertaubatlah kepada Allah, sesungguhnya aku bertaubat dalam sehari seratus kali”. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
أَنْ تَعْبُدَ اللَّهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ
“(Ihsan adalah) engkau menyembah Allah seolah-olah engkau melihat-Nya. Jika engkau tidak melihat-Nya, sesungguhnya Ia melihatmu
Muhasabah diri, berguna untuk mengingatkan diri sendiri tentang kekurangan dalam perkara amal shaleh. Di samping sebagai pemberi peringatan atas segala kelalaian dan dosa.
Alangkah indah ungkapan Umar Ibnul Khattab radhiallahu anhu,:
حاسبوا أنفسكم قبل أن تحاسبوا ، و زنوا أنفسكم قبل أن توزنوا
“Hitung-hitunglah dirimu sebelum engkau dihitung. Timbanglah dirimu sebelum engkau ditimbang pada hari kiamat kelak...Banyak itu bisajadi sedikit,//Ahmad fuadi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar