Kata ulama terdapat dalam Al-Quran:
"Bukankah itu suatu bukti bagi mereka bahwa para ulama Bani Israil sudah mengetahuinya sebagai suatu kebenaran?" (Asy-Syu’araa‘ [26]: 197)
"Dan demikian pula di antara manusia, binatang melata dan hewan
ternak, terdiri dari berbagai macam warna. Sungguh yang benar-benar
takut kepada Allah di antara hamba- hamba-Nya, hanyalah ula- ma; mereka
yang berpengetahuan. Sungguh Allah Maha Perkasa, Maha Pengampun. (Fathir [35]: 28).
Hanya mereka yang mempunyai pengetahuan mendalam yang tahu bahwa takut
kepada Allah adalah permulaan dari suatu kearifan. Karena rasa takut
demikian sama dengan penghayatan dan cinta, - penghayatan akan semua
keindahan dunia lahir dan dunia batin yang sungguh luar biasa (“Allah
Maha Perkasa”), dan penuh cinta karena rahmat dan kasih sayang- Nya
(“Maha Pengampun”). Kata ulul albab terdapat dalam surat Al-Baqarah
berikut.
"Allah memberi hikmah kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan barang
siapa diberi hikmah, ia telah memperoleh kebaikan melimpah; tetapi yang
dapat mengambil pelajaran hanya orang yang arif." (Al-Baqarah [2]: 269)
Para ulama adalah pewaris Nabi dan penerus tugas-tugasnya di dunia,
yakni membawa kabar gembira, memberi peringatan, mengajak kepada Allah
dan memberi cahaya.
"Wahai Nabi! Sungguh Kami mengutus engkau sebagai saksi, sebagai pembawa
kabar gembira dan pemberi peringatan. Dan sebagai orang yang mengajak
kepada Allah dengan izin-Nya, dan sebagai pelita pemberi cahaya. Dan
sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang beriman, bahwa mereka
akan memperoleh karunia yang besar dari Allah." (Al-Ahzab [33]: 45-47)
"Allah telah memberi dari orang beriman jiwa raga dan harta mereka,
supaya mereka beroleh taman surga. Mereka berperang di jalan Allah;
mereka membunuh atau dibunuh. Itulah janji sebenarnya yang
mengharuskan-Nya, dalam Taurat, Injil dan Al-Qur’an. Dan siapa yang
lebih menepati janji daripada Allah? Bergembiralah dengan janjimu yang
telah kamu berikan. Dan itulah kemenangan yang besar. Mereka yang
bertobat kepada Allah, mereka yang mengabdi, mereka yang memanjatkan
puji, mereka yang mengembara di jalan Allah; mereka yang rukuk, mereka
sujud; mereka yang menganjurkan kebaikan dan mencegah kejahatan dan
menjaga diri terhadap ketentuan-ketentuan Allah; sampaikanlah berita
gembira kepada mereka yang beriman." (At-Taubah [9]: 111-112)
"Seharusnya jangan semua kaum mukmin berangkat bersama-sama: Dari
setiap golongan sekelompok mereka ada yang tinggal untuk memperdalam
ajaran agama dan memberi peringatan kepada golongannya bila sudah
kembali, supaya mereka dapat menjaga diri."(At-Taubah [9]: 122)
"Hai orang-orang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasulullah dan
mereka yang memegang kekuasaan di antara kamu. Jika kamu berselisih
mengenai sesuatu kembalikanlah kepada Allah dan Rasul- Nya, kalau kamu
beriman kepada Allah dan hari kemudian. Itulah yang terbaik dan
penyelesaian yang tepat." (An-Nisaa‘ [4]: 59)Mudah2an apa yang kita amalkan diterima allah swt Amin....Ahmad fuadi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar