Jumat, 31 Oktober 2014



Janganlah kau tuntut Tuhanmu karena tertundanya keinginanmu, tetapi tuntutlah dirimu sendiri karena engkau telah menunda adabmu kepada Allah swt.

Selasa, 28 Oktober 2014




Iman kepada Malaikat Allah
Malaikat itu tidak sama dengan manusia di dalam sifat-sifat dan pekerjaannya: bukan laki-laki dan bukan perempuan; tidak makan dan tidak pula minum; dan dalam keadaan biasa tidak dapat dilihat dengan mata kepala, malaikat-malaikat itu sebangsa Ruh saja. Kita tidak diwajibkan mengetahui hakekat dzat malaikat itu. Cukuplah kita mempercayai saja akan keberadaannya, dengan sifat-sifat yang tersebut dalam Al-Qur’an.
Para Nabi dan Rasul, dapat mencapai malaikat pembawa wahyu yang terkadang menjelma sebagai manusia dengan kehendak Allah, dan terkadang pun tidak bertubuh seperti manusia. Keterangan-keterangan tentang Malaikat dan sifat-sifatnya itu di dalam Al-Qur’an banyak sekali. Di antaranya ialah :
نَزَلَ بِهِ الُّروْحُ اْلأَمِيْنُ عَلىَ قَلْبِكَ لِتَكُوْنَ مِنَ اْلمُنْذَرِيْنَ
“Turunlah Ar-Ruhul Amin (Jibril) dengan membawa Al-Wur’an di hatimu, supaya engkau menjadi salah seorang dari pada orang-orang yang memberikan peringatan”. (asy-Syu’ara’: 193-194)
مَايَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ اِلاَّ  لَدَيْهِ رَقِيْبٌ عَتِيْدٌ
”Tidak sesuatu perkataan yang dikatakan; melainkan mesti ada malaikat yang mengawasi dan meneliti”. (Qaaf : 18)
قُلْ يَتَوَفَّكُمْ مَلَكُ اْلمَوْتِ الَّذِى وُكِلَ بِكُمْ ثُمَّ اِلَى رَبِكُمْ تُرْجَعُوْنَ
“Katakanlah kamu akan dinantikan oleh malaikat maut yang diwajibkan (mencabut) segala nyawa kamu; kemudian kepada Tuhanmu ingatlah kamu dikembalikan”. (As-Sajadah: 11)

Bilangan Malaikat itu banyak sekali, dan hanya diketahui oleh Allah sendiri. Masing-masing nama dan pekerjaan sendiri-sendiri. Dan nama-nama itulah yang dihubungkan dengan pekerjaannya. Pekerjaannya yang disebutkan dalam Al-Qur’an dan dalam keterangan para Rasul ada banyak sekali di antaranya sebagai berikut :
1. Membawa wahyu dari hadirat Ilahi, kepada para Nabi dan Rasul. Dinamakan Ar-Ruhul-Amin atau Jibril atau Ar-Ruhul-Qudus.
2. Membawa rezeki kepada semua makhluq dinamakan Mikail.
3. Meniup sangkakala (trompet) di hari kemudian, dinamakan Israfil.
5. Mencabut nyawa dari tubuh makhluq dinamakan Izrail.
5 & 6. Mengawasi dan meneliti pekerjaan manusia, dinamakan Rakib dan Atid.
7 & 8. Menanyai tiap-tiap orang dalam kubur dinamakan Mungkar dan Nakir.
9. Menjaga neraka dinamakan Malik atau Zabaniyah
10. Menjaga surga dinamakan Ridwan





Hati Manusia:
كَماَ قِيْلَ: مَنْ أَخْمَلَ النَّفْسَ أَحْياَهاَ وَرَوَحَّهاَ * وَلَمْ يَبِتْ طاَوِياً مِنْهاَ عَلىَ ضَجَرٍ
إِنَّ الرِّياَحَ إِذَا اشْتَدَّتْ عَوَاصِفُهاَ * فَلَيْسَ تَرْمىِ سِوَى العَالىِ مِنَ الشَّجَرِ
 Orang menanam hati niscaya menghidupkan serta menyiraminya. - Agar tumbuh subur, dan tidak pernah mengalami kebosanan
 Sesungguhnya angin apabila hembusannya kencang,Tidaklah akan meniup keras kecuali pada pucuk pohon paling atas.

Senin, 27 Oktober 2014



Ya Allah…
Setiap detik Engkau penuhi kebutuhan kami
Nafas yang kami hirup
Tiada pernah Engkau minta tuk ganti dan Kau henti
Sedang kami enggan berbagi dan seringkali berhitung atas berkurangnya materi
Dan bila Engkau cukupkan materi…kami lupa dan lalai pada Mu

 

Ya Allah…
Sesungguhnya catatan maksiat diri kami terlalu panjang
Tak mampu terhitung sebanyak butiran pasir maupun butiran embun yang Engkau teteskan
Dan amal baik kamipun belum tentu mampu menjadi penyeimbang

Ya Allah…
Masih layakkah kami meminta?


ULAMA DUNIA-SURAH AL-MULK/.. بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ ...

https://plus.google.com/.../UHC7e2wL7cv
Translate this page
Jun 17, 2014 - ULAMA DUNIA-SURAH AL-MULK/.. بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ تَبَارَكَ الَّذِي بِيَدِهِ الْمُلْكُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ (١)الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلا وَهُوَ الْعَزِيزُ ...



Tidaklah akan datang kiamat, sehingga matahari terbit dari tempat tenggelamnya. Apabila matahari telah terbit dari barat, maka orang-orang pun melihatnya, lantas mereka beriman seluruhnya. Maka saat itulah iman seseorang tidak lagi bermanfaat bagi dirinya yang belum beriman sebelum itu, atau belum mengusahakan kebaikan dalam masa berimannya.

Minggu, 26 Oktober 2014



goncangan yang dahsyat
 Allah Ta’ala berfirman,
إِذَا زُلْزِلَتِ الْأَرْضُ زِلْزَالَهَا (1) وَأَخْرَجَتِ الْأَرْضُ أَثْقَالَهَا (2) وَقَالَ الْإِنْسَانُ مَا لَهَا (3) يَوْمَئِذٍ تُحَدِّثُ أَخْبَارَهَا (4) بِأَنَّ رَبَّكَ أَوْحَى لَهَا (5) يَوْمَئِذٍ يَصْدُرُ النَّاسُ أَشْتَاتًا لِيُرَوْا أَعْمَالَهُمْ (6
فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ (7) وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ (8)
Apabila bumi digoncangkan dengan goncangan (yang dahsyat), dan bumi telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung)nya, dan manusia bertanya: “Mengapa bumi (menjadi begini)?”, pada hari itu bumi menceritakan beritanya, karena sesungguhnya Rabbmu telah memerintahkan (yang sedemikian itu) kepadanya. Pada hari itu manusia ke luar dari kuburnya dalam keadaan bermacam-macam, supaya diperlihatkan kepada mereka (balasan) pekerjaan mereka. Barangsiapa yang mengerjakan kebaikansekecil apa pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatansekecil apa pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.” (QS. Al Zalzalah: 1-8)
Dalam surat ini, Allah mengabarkan apa yang terjadi pada hari kiamat di mana saat itu bumi bergoncang begitu dahsyatnya dan meruntuhkan segala yang ada di atasnya. Juga akan diterangkan bagaimanakah setiap amalan baik dan jelek akan menuai balasannya.
Bumi Bergoncang
Ibnu ‘Abbas berkata mengenai ayat,
إِذَا زُلْزِلَتِ الْأَرْضُ زِلْزَالَهَا
Apabila bumi digoncangkan dengan goncangan (yang dahsyat)“, maksudnya adalah bumi bergoncang dari bawahnya. (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 7: 627).
Hal ini sebagaimana firman Allah dalam surat lainnya,
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمْ إِنَّ زَلْزَلَةَ السَّاعَةِ شَيْءٌ عَظِيمٌ
Hai manusia, bertakwalah kepada Rabbmu; sesungguhnya kegoncangan hari kiamat itu adalah suatu kejadian yang sangat besar (dahsyat).” (QS. Al Hajj: 1).
Bumi Mengeluarkan Isinya
Dalam ayat selanjutnya disebutkan,
وَأَخْرَجَتِ الْأَرْضُ أَثْقَالَهَا
Dan bumi telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung)nya. Para ulama katakan bahwa ayat tersebut berarti bumi mengeluarkan mayit yang ada di dalamnyaLihat Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 9: 627.
Hal ini semisal dengan ayat,
وَإِذَا الْأَرْضُ مُدَّتْ (3) وَأَلْقَتْ مَا فِيهَا وَتَخَلَّتْ (4
Dan apabila bumi diratakan, dan dilemparkan apa yang ada di dalamnya dan menjadi kosong.” (QS. Al Insyiqaq: 3-4).
Apa yang Sebenarnya Terjadi dengan Bumi?
Allah Ta’ala berfirman,
وَقَالَ الْإِنْسَانُ مَا لَهَا
Dan manusia bertanya: “Mengapa bumi (menjadi begini)? Maksudnya di sini sebagaimana disampaikan oleh Ibnu Katsir, bumi sebelumnya dalam keadaan tenang lalu berubah keadaannya menjadi bergoncang. Itu sudah jadi ketentuan Allah, tidak ada yang bisa menolaknya. Ketika bergoncang, keluarlah berbagai mayit dari orang terdahulu dan orang belakangan.
Bumi Berbicara …
Ketika itu bumi pun berbicara,
يَوْمَئِذٍ تُحَدِّثُ أَخْبَارَهَا (4) بِأَنَّ رَبَّكَ أَوْحَى لَهَا (5)
Pada hari itu bumi menceritakan beritanya, karena sesungguhnya Rabbmu telah memerintahkan (yang sedemikian itu) kepadanya.
“Bumi menjadi saksi bagi setiap orang yang telah beramal dahulu di atasnya. Bumi dahulu telah menjadi saksi amalan setiap hamba. Dan Allah memerintahkan untuk memberitahukan amalan-amalan manusia, perintah ini harus dijalankan (jangan didurhakai).” (Taisir Al Karimir Rahman, hal. 932).
Bumi Menjadi Saksi bagi Orang yang Rajin Berdzikir
“Orang yang senantiasa berdzikir di jalan, di rumah, di lahan yang hijau, ketika safar, atau di berbagai tempat, itu akan membuatnya mendapatkan banyak saksi di hari kiamat. Karena tempat-tempat tadi, semisal gunung dan tanah, akan menjadi saksi baginya di hari kiamat. Kita dapat melihat hal ini pada firman Allah Ta’ala,
إِذَا زُلْزِلَتِ الْأَرْضُ زِلْزَالَهَا (1) وَأَخْرَجَتِ الْأَرْضُ أَثْقَالَهَا (2) وَقَالَ الْإِنْسَانُ مَا لَهَا (3) يَوْمَئِذٍ تُحَدِّثُ أَخْبَارَهَا (4) بِأَنَّ رَبَّكَ أَوْحَى لَهَا (5
Apabila bumi digoncangkan dengan goncangan (yang dahsyat), dan bumi telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung)nya, dan manusia bertanya: “Mengapa bumi (menjadi begini)?“, pada hari itu bumi menceritakan beritanya, karena sesungguhnya Tuhanmu telah memerintahkan (yang sedemikian itu) kepadanya.” (QS. Az Zalzalah: 1-5)”. Lihat Al Wabilush Shoyyib, hal. 197.
Manusia Keluar …
Allah Ta’ala berfirman,
يَوْمَئِذٍ يَصْدُرُ النَّاسُ أَشْتَاتًا لِيُرَوْا أَعْمَالَهُمْ
Pada hari itu manusia keluar dari kuburnya dalam keadaan bermacam-macam, supaya diperlihatkan kepada mereka (balasan) pekerjaan mereka.” Maksudnya adalah pada hari kiamat, manusia dikeluarkan dari bumi dalam keadaan beraneka ragam lalu ditampakkan kebaikan dan kejelekan yang pernah mereka lakukan, kemudian mereka akan melihat balasannya.
Balasan bagi yang Berbuat Baik dan yang Berbuat Jelek
Allah Ta’ala berfirman,
فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ (7) وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ (8)
Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan sekecil apa pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sekecil apa pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.
Ini adalah balasan bagi yang berbuat baik dan jelek. Walau yang dilakukan adalah sebesar dzarrah (ukuran yang kecil atau sepele), maka itu akan dibalas. Tentu lebih pantas lagi jika ada yang beramal lebih dari itu dan akan dibalas. Allah Ta’ala berfirman,
يَوْمَ تَجِدُ كُلُّ نَفْسٍ مَا عَمِلَتْ مِنْ خَيْرٍ مُحْضَرًا وَمَا عَمِلَتْ مِنْ سُوءٍ تَوَدُّ لَوْ أَنَّ بَيْنَهَا وَبَيْنَهُ أَمَدًا بَعِيدًا
Pada hari ketika tiap-tiap diri mendapati segala kebajikan dihadapkan (dimukanya), begitu (juga) kejahatan yang telah dikerjakannya; ia ingin kalau kiranya antara ia dengan hari itu ada masa yang jauh. (QS. Ali Imran: 30).
وَوَجَدُوا مَا عَمِلُوا حَاضِرًا وَلَا يَظْلِمُ رَبُّكَ أَحَدًا
Dan mereka dapati apa yang telah mereka kerjakan ada (tertulis).” (QS. Al Kahfi: 49).
“Ayat ini memotivasi untuk beramal baik walau sedikit. Begitu pula menunjukkan ancaman bagi yang beramal jelek walau itu kecil.” (Taisir Al Karimir Rahman, hal. 932).
Hanya Allah yang memberi taufik untuk mengingat hari akhir dan memberi petunjuk beramal sholeh.



Kini ku hanya bisa berkata
Ya Allah kendalikanlah setiap langkah hamba
Agar dapat menggapai ridho dan kebahagiaan baik di dunia maupun di akhirat.




Jika aku harus memilih antara syurga dan sholat dua rakaat, aku memilih sholat dua rakaat. Karena dalam dua rakaat ada ridlonya Allah swt, taqarrub kepadaNya. Sedang dalam syurga yang ada kesenangan nafsu dan kesenangan manusia(dunia)

Jumat, 24 Oktober 2014


Kekuatan qolbu dari seorang wali allah adalah sangat berbeda dari orang awam, hal ini terjadi karena qolbu seorang wali allah adalah bersih dari segala dosa dan telah menerima pancaran Nur Ilahi secara langsung dan tidak terhalang lagi oleh hijab (karena hijab atau tabirnya sudah terbuka ).  Sehingga wali allah memiliki ilmu Laduni (Ilmu yang diajarkan langsung oleh Allah, melalui cara yang sangat rahasia, meskipun tidak pernah mempelajari secara dhohiriah tapi mahir  menguasainya).

Kamis, 23 Oktober 2014




Pintu pintu langit Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala, ertinya:

وَالسَّمَاءَ بَنَيْنَاهَا بِأَيْدٍ وَإِنَّا لَمُوسِعُونَ

“Dan langit itu Kami dirikan dengan kekuasaan Kami (dalam bentuk binaan yang kukuh rapi). Dan sesungguhnya Kami adalah mempunyai kekuasaan yang luas tidak terhingga.” (Surah Adz-Dzaariyaat: ayat 47)

لَا يُؤْمِنُونَ بِهِ ۖ وَقَدْ خَلَتْ سُنَّةُ الْأَوَّلِينَ

وَلَوْ فَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَابًا مِنَ السَّمَاءِ فَظَلُّوا فِيهِ يَعْرُجُونَ

لَقَالُوا إِنَّمَا سُكِّرَتْ أَبْصَارُنَا بَلْ نَحْنُ قَوْمٌ مَسْحُورُونَ

وَلَقَدْ جَعَلْنَا فِي السَّمَاءِ بُرُوجًا وَزَيَّنَّاهَا لِلنَّاظِرِينَ

artinya: 13.“mereka tidak beriman kepadanya (Al Quran) dan sesungguhnya telah berlalu sunnatullah terhadap orang-orang dahulu.14Dan jika seandainya Kami membukakan kepada mereka salah satu dari (pintu-pintu) langit, lalu mereka terus menerus naik ke atasnya,15. tentulah mereka berkata: “Sesungguhnya pandangan kamilah yang dikaburkan, bahkan kami adalah orang orang yang kena sihir”.16. Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan gugusan bintang-bintang (di langit) dan Kami telah menghiasi langit itu bagi orang-orang yang memandang(nya),” (Surah Al-Hijr: ayat 13 – 16)

وَالسَّمَاءِ ذَاتِ الْحُبُكِ

“Demi langit yang mempunyai jalan-jalan yang berbagai bentuk keadaannya,” (Surah Adz-Dzaariyat:7)

Baru-baru ini para astronomi menemukan adanya bintang-bintang mereka yang disebut dengan lubang hitam, yang memiliki ciri khas pada tiga sifat: 1 – tidak terlihat (tampak). 2 – bergerak  pada kecepatan tinggi. 3 – menarik segala sesuatu yang dekat kepadanya selalu menyapu halaman langit.Bahkan para ilmuwanpun menyebutnya dengan pembersih alam semesta, dan yang menakjubkannya lagi bahwa hal tersebut telah disebutkan dalam Al Qur’an, yaitu firman Allah:

{15} فَلَا أُقْسِمُ بِالْخُنَّسِ

{16} الْجَوَارِي الْكُنَّسِ

artinya: “Sungguh, aku bersumpah dengan bintang-bintang,  yang beredar dan terbenam”. (At-Takwir:: 15-16]. Kata al-khunnas berarti tidak nampakDan al-jiwar adalah yang bergerak, sedangkan “al-kunnas” yang menyapu dan menarik segala sesuatu oleh adanya gravitasi yang sangat kuat untuk itu. Bukankah ayat ini mewakili keilmiahan Al-Qur’an?